Powered By Blogger

Minggu, 17 Oktober 2010

Sahabat Atau Musuh???


Namaku Fiona. Aku bingung dengan apa yang harus aku lakukan sekarang, cuma gara-gara masalah pacar persahabatanku sama Nissa `gonjang-ganjing`.
Ini semua bermula pada bulan April 2010 saat aku dan teman-teman liburan ke Bali. Cowok gebetanku jadian sama Nissa, sebut saja namanya Dwi.
Selama aku kenal Dwi dan Nissa mereka tidak menunjukkan adanya ketertarikan satu sama lain.
Saat ada salah seorang temanku memberitahu hal itu aku tidak langsung percaya. Dan banyak teman-teman ku yang lain juga tidak mempercayainya.
Setelah kami pulang dari Bali aku baru mempercayai kenyataan itu 100% bahwa mereka sudah jadian. Buktinya : mereka berangkat-pulang sekolah bareng (biasanya tidak pernah) pacaran saat masih di sekolah. Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Hatiku hancur.. aku kecewa sama Dwi. Dan saat itu aku mulai membenci Nissa. Perasaan benci mengalahkan segalanya. Diam-diam aku mulai menjatuhkannya dari belakang.
Setelah Dwi jadian sama Nissa, dia tidak pernah mau membalas semua SMS-SMS ku, kita juga jadi jarang kontak.
_Juni 2010_
aku mulai kangen dengan Dwi dan belum bisa merelakannya kalau dia jadi milik orang lain. Di sekolah kami tidak bisa ngobrol-ngobrol karena Nissa orangnya cemburuan.
sekitar jam 8 malam aku SMS Dwi, isinya ``met mlm..pa kbr??`` aku udah menebak SMS ku itu tidak akan di balas sama Dwi.
Tebakanku meleset jauh, sekitar jam 11 malam Dwi membalas SMS ku malam itu kami SMS.an.
Dia curhat sama aku bahwa barusan dia mutusin Nissa karena suatu persoalan (dia tidak memberi tahu ada masalah apa). Dwi meminta pendapatku, apa langkah yang diambilnya itu benar? tentu saja aku langsung jawab ``iya`` karena aku sudah muak sama Nissa (sepertinya Nissa belum menyadari kalau aku sangat membencinya gara-gara dia jadian sama Dwi).
Keesokan harinya saat di sekolah aku melihat Nissa begitu ceria. aku bertanya dalam hati ``apa benar Dwi mutusin Nissa? kok wajah Nissa kelihatan senang? tidak seperti orang yang habis di putusin sama pacarnya? apa mereka udah balikan lagi? aneh..`` aku malas bertanya langsung sama Nissa karena kebencian ku padanya masih menggerogoti hatiku.
Sedangkan raut wajah Dwi tidak bisa ku baca. Wajahnya terlalu misterius.
_September 2010_
ternyata mereka masih menjalin hubungan sampai sekarang..
tetapi pada tanggal 18 Agustus 2010 hubungan mereka sudah pasti tidak bisa di lanjutkan lagi. Karena suatu rahasia besar terbongkar (aku tidak tahu siapa yang membongkarnya).
Nissa sebenarnya sudah punya pacar, namanya Wawan mereka jadian sudah lama sekitar bulan September 2009 (sebelum aku kenal dengan Dwi). Nissa sama sekali tidak pernah menceritakan hal itu kepadaku.
Wawan mengancam Dwi kalau dia masih mencoba mendekati Nissa maka Wawan akan membunuhnya.
Nissa diberi 2 pilihan: Wawan atau Dwi?? Nissa memilih Wawan.
Aku tidak tahu perasaan Dwi saat itu, karena dari raut wajahnya benar-benar tidak bisa di tebak..misterius..
perasaan ku saat itu :
1) kasihan pada Dwi karna dia sudah di tipu mentah-mentah..karena Nissa mengaku padanya bahwa dia masih single
2) marah sama Nissa karena menipu Dwi dan sempat merebut dia dariku
3) kecewa sama Nissa karena dia tidak pernah bercerita soal Wawan padahal aku sangat terbuka padanya..termasuk pernah bercerita bahwa aku suka sama Dwi.
_Oktober 2010_
Adalah bulan yang paling menyakitkan bagiku.
Dwi berkata jujur bahwa selama ini dia dekat sama aku karena dia main taruhan siapa yang bisa ngrebut hati ku dia akan dapat hadiah sejumlah uang yang cukup banyak. Dwi sebenarnya tidak pernah suka padaku.
Pantesan aja selama beberapa bulan terakhir ini banyak banget cowok-cowok yang deketin aku.
Aku bertanya siapa yang membuat taruhan itu? Dwi tidak menjawab. Aku terus `menguber-nguber` dia selama beberapa hari untuk mendapatkan jawabannya.
Dwi akhirnya menjawab dengan ragu-ragu, ``Nissa..Nissa..yang membuat taruhan itu..``
Nissa..lagi..biang keroknya.
aku mencari dia di seluruh penjuru sekolah..akhirnya aku bertemu dia di kantin.
tanpa basa-basi aku langsung bertanya padanya tentang hal itu?!
saat itu amarahku belum memuncak.
Nissa menjawab pertanyaan ku dengan santai, ``aku kasihan sama kamu Fi, gak punya pacar. Kata orang kalo gak punya pacar itu kampungan. jujur aja ya aku sebenernya malu punya sahabat yang kampungan..``
Amarahku sudah memuncak, tidak bisa di bendung lagi..
aku mengambil batu sebesar telor ayam di dekat tempat duduk kantin..
aku melempar batu itu ke arah Nissa-yang saat itu sedang di ajak bicara oleh Dita-tepat mengenai dahinya dann... teriakan Nissa menggema di seluruh sekolah...

setelah peristiwa itu aku tidak dihukum. orang tua Nissa malah yang meminta maaf kepadaku setelah mendengar ceritaku dan teman-teman lainnya bahwa Nissa telah `menjual`ku......






###
kisah nyata yang dibumbui sedikit. XD
tapi nama tokohnya diganti.. :|

Tidak ada komentar:

Posting Komentar